Prepare Pernikahan & Sudut Pandang - Part Pembukaan

Prepare pernikahan ini beneran koboy bgt, hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 bulan untuk prepare semuanya, ga ada ribet – ribet, ga ada pingit – pingit, H – 2 sebelum nikahan diriku masih meeting di Jakarta dan calon masih running project urgent. Kata WO and Vendornya ini adalah pasangann calon pengantin yang paling selow selama mereka ngurusin pernikahan. Maklum lah ya ini dua – duanya engineer sok sibuk, hehehe..

Sebagai salah satu generasi milenial, saya membaca banyak ulasan yang secara gamblang mendeskripsikan tentang sudut pandang generasi milenial menyikapi pernikahan adalah santai saja, saya pribadi lebih menginginkan adventure keliling dunia mencari pengalaman baru, dari pada membuang dana buat nikahan mewah ratusan juta. Planning saya dan calon, ingin pernikahan ini dikonsep sederhana, ngundang sedikit orang, sakral dan dihadiri oleh keluarga dan teman terdekat saja.

Kami sebagai anak milenial pengennya sih antimainstream nikahan biasa ala ala saja, follow abang Mark Zuckerberg dikebun belakang rumah yang penting sakral. Eh tapi minta izin beginian tuh susah bgt ke ortu, apa daya diriku adalah anak pertama, cucu pertama, dan kebetulan pihak perempuan, yang terlahir dari suku Jawa, banyak adat istiadat dan tradisi budaya dalam pernikahan yang tetap harus dijalankan sebagimana kebanyakan orang lainnya. Tapi yasudah lah dari pada berdebat dengan orang tua, nurut saja dan kembali ke kodrat untuk nikahan “Normal” seperti orang kebanyakan.

Sepertinya bukan rahasia umum bagi kebanyakan orang tua, kalo nikahan itu lebih ke “gengsinya” seberapa mewahnya pernikahan tersebut dan dimana lokasi nikahan tersebut diadakan sangat menentukan seberapa prestigious pernikahan tersebut, maklum lah ya acara kaya gini kan sebenernya acara orang tua, yang datang aja tamunya 80% kolega dan kenalan orang tua, walau full pendanaan dari kami calon pengantin. Buat pasangan yang mau nikah, udah ga jaman ya ngerepotin ortu. Nah agar pengorbanan ini menjadi pahala dan berkah akhirnya cuma bisa rubah mindset dari terbebani untuk nikahan mahal, menjadi “demi” menyenangkan dan membahagiakan hati orang tua. Rezeki atas nama uang itu bisa dicari lagi, tapi menyenangkan, membanggakan dan membahagiakan orang tua kapan lagi kan. 

"Menikah itu sebenarnya gampang dan murah, yang sulit dan mahal itu adalah gengsinya”

Semangat buat semua para calon pengantin, kalo memang ada rezekinya, ada budgetnya untuk nikahan mewah ya ga masalah, boleh saja karena ini adalah acara sekali seumur hidup gpp lah sedikit berkorban, untuk moment sekali seumur hidup ini memang patut diperjuangkan sih. Rezeki ga akan kemana In Syaa Allah terganti lebih banyak and yang paling penting kerja keras ya karena prepare nikahan Itu butuh modal yang lumayan. Saya pribadi sangat menikmati dalam perencanaan pernikahan, walau mungkin sedikit borors, terutama untuk kegiatan pemilihan vendor. Maunya vendor yang sudah berpengalaman dikelasnya, untuk kegiatan photography prewed saja ada tiga vendor ber beda. 

Just Suggestion buat para calon pasangan jika belum cukup rezekinya, jangan sampai memaksakan hanya demi gengsi or impian semata, apa lagi sampai merepotkan orang tua or berhutang hanya demi nikahan mewah, kalo biaya nikah aja kamu masih pusing gimana kedepannya? Karena setelah menikah banyak kebutuhan lain seperti rumah, mobil, dll, yang harus juga kalian fikirkan. Jangan sampai nikahan digedung tapi sudahnya ngontrak dan merepotkan ortu kembali. Sebenernya kembali lagi pada masing-masing individunya, karena perbedaan sudut pandang setiap orang tentang pesta pernikahan berbeda-beda, perbedaan adat dan budaya pun sangat mempengaruhi, Ada yang menganggapnya penting dan menjadi hal yang wajib, ada pula yang menganggap kurang penting dan tidak wajib, kerena yang terpenting dalam pernikahan adalah SAHnya.

Nah balik lagi ke prepare perhikahan Hayati nih, 

Hal pertama yang harus di prepare adalah pemilihan venue, karena ini yang paling penting untuk menentukan kapan tanggal availablenya dan seberapa banyak tamu yang akan diundang. Untuk venue pilihan jatuh ke 2 gedung yang memang mempunyai  reputasi baik dan sudah biasa dipakai untuk pernikahan di Bandung, yaitu Gedung Bikasoga atau biasa disebut Gedung Balai Sartika dan Gedung Kologdam. Tetangga - tetangga komplek mayoritas menikah dikedua gedung ini, jadi sudah sangat familiar bagaimana fasilitas dari dua gedung tersebut, jadi ga ada referensi lagi sih untuk gedung yang fasilitasnya kumplit, bagusnya dapet & prestigiousnya dapet.

Karena dua gedung tersebut sekarang dikelola oleh HIS, dengan system “One Stop Living” jadi bener – bener semuanya mereka yang ngatur, ini sangat memudahkan sekali sih untuk calon pengantin yang selow and ga mau ribet ngurursin pernikahan atau tinggal di kota lain tapi mau tetep nikahan di Bandung. Ada berbagai pilihan paket untuk acara, nah untuk range harga paket terlengkap di - HIS Balai Sartika adalah sekitar Rp. 318.800.000. Sedangkan untuk range paket terlengkap di - HIS Kologdam adalah sekitar Rp 338.800.000, harga tersebut adalah harga tahun 2019. Tapi untuk prepare overall keseluruhan budget pernikahan jaga – jaga aman diangka 450 jt – 500 jt, karena banyak hal tak terduga dan beberapa hal pribadi yang tidak masuk kedalam paket, seperti : Lamaran, seragam keluarga, seragam pengajian, bingkisan pengajian, hantaran buat kolega and tetangga, seserahan, mas kawin, perhiasan, acara adat, dll masih banyak lagi.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan dipilihlah Gedung HIS Kologdam sebagai venue acara, gedung ini dapat menampung lebih dari 1500 orang, mengambil acara malam hari, dengan pertimbangan banyak tamu dari Jakarta, mengusung tema adat full Jawa traditional. Yang sudah jelas ini request emak yang kekeh HARUS JAWA BGT, padahal calon suami dari Sunda, tapi ga kebagian sedikitpun adat dan tradisi Sundanya, untungnya calon selalu pengertian, hehehe..Masih ga nyangka prepare kurang dari 3 bulan, ga ada ribet sama sekali ngurus pernikahan karena team WOnya banyak bgt, diakhir acara ada surprise, padahal ga ulang taun ini hehehe..Alhamdulilah masih bisa ngadain acara resepsi, karena menurut info WOnya ini pernikahan terakhir sebelum lockdown akibat Covid - 19.

Dipart selanjutnya akan lebih mereview bagaimana kualitas WOnya, kondisi gedung dan review seluluh vendor pendukung dalam pernikahan ini. Ini juga yang menjadi salah satu pertimbangan mengapa memilih HIS sebagai WO, karena vendor yang ditawarkan adalah vendor - vendor premium yang berada di kota Bandung, yang sudah teruji dan terbukti kuatitasnya. 
Ini hanya vendor inti saja, karena banyak bgt vendor yang terlibat jadi ga mungkin direview semuanya, segini aja hayati harus ngumpulin niat untuk ga males nulis review satu - satu..
Berbagai vendor yang dipilih sebagai pendukung acara antara lain: 

• Venue = Gedung Kologdam
  Review - maheswariandini./venue
• Prepare Akad = Hotel  @Amaroossa_bdg
• WO = @HIS_Kologdam
• Catering = @Cateringtonnys X @asriputriwanti
  Review - maheswariandini/review-catering
• Photography = @nesnumoto (Bandung)
• Decoration = @Aksen.decoration X @creanovadecoration
• MUA = @yuyunmakeup
  Review Akad - maheswariandini/review-mua-akad
  Review Resepsi - maheswariandini/review-mua-resepsi
• Attire = @ivan_belva
•  Acc = @belva_galleri
• Melati = @melati_ronce
• Entertainment = @cikalliamusic
• MC = @gilang_dirja
• Upacara Adat = @dennykancanaarum
• Jewelry = @vin.s_jewellery
• Invitation Card = Kayana Invitation @darinaya.id X @by.corellia
• Diluar paket dari HIS Kologdam saya menambahkan: 
• Photograph Prewed (Jogja) = @loviophoto
  Review Lovio - maheswariandini/prepare-prewedding
  Perizinan di Candi - maheswariandini/prepare-prewedding
  Prewed Jogja - maheswariandini.blog/Jogja-prewedding
• Souvenir = @alfiandrasouvenir. 

#Javabridge #Weddingtraditional #Javawedingtraditional #Mahesstory #AndinHilman #290220