Dibalik Cerita Perpanjang Kontrak "Ego, Hirarki dan Adaptasi dalam Perusahaan"
Ego, Hirarki dan Adaptasi dalam Perusahaan
Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung..
Setiap orang pasti pernah membuat salah.
Sebagai manusia yang memiliki akal.
Satu hikmahnya adalah kita bisa mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga.
Untuk pertama kalinya dalam pengalaman karir bekerja, belum genap 3 bulan bekerja, saya sudah dipanggil ke ruang manager HRD, hahaha..Biasanya sebagai kaum minoritas, lebih banyak dipujinya dari pada di anggap troublemaker. Pemanggilan ini dikarenakan masalah yang menurut saya sangat sepele, katanya ada beberapa pimpinan generasi tua, keberatan dengan sikap saya yang terlalu frontal, ngenyel, emosian dan kritis saat berpendapat. Reaksi saya jelas, tidak terima, membela diri dan shock dengan pemanggilan ini. Saat itu saya tidak peduli bahwa mereka adalah “pimpinan” dan sudah paruh baya untuk diajak berdebat. Ini pelajaran berharga dan kebodohan yang saya patut tertawakan dalam perjalalan karir saya. Sebagai seorang engineer lapangan, yang saya tau hanya “kerja sebaik mungkin” dan bersuara menyerukan kebenaran akan proyek yang saya handle. Ternyata system bekerja di office akan jauh beda dengan situasi di lapangan, bekerja di office kamu akan mulai berkenalan dengan yang namanya budaya, hirarki, dan tata karma ala ala perusahaan.
Sisi otak ideal berbicara - Bagaimana dapat berubah untuk lebih baik jika pemikiran kritis langsung ditolak mentah – mentah oleh kewenangan tertinggi dari para pimpinan tua? Bagi sebagian pimpinan, mungkin ada rasa ancaman ketika ada karyawan berpemikiran kritis. Karena karyawan kritis tidak akan sudi menjilat pimpinan, tidak mau mengerti hirarki, tidak mau menganut “Asal Bos Senang”. Karyawan yang berfikir kritis biasanya malah dicap sebagai seorang yang frontal yang cenderung tidak disukai oleh pimpinan. Nah setelah pengalaman “pemanggilan HRD” itu saya marah dengan keadaan, EGO berbicara apa yang salah jika kritis? apa yang salah jika berpendapat? padahal yang diutarakan adalah benar!!! Langsung lah apply tempat baru, setelah itu ada 3 perusahaan kontraktor besar yang memanggil menginterview saya saat itu.
#beberapa tulisan saya sebelum ini membahas apa sih itu karyawan ABS
Ternyata tidak peduli sekeras apa saya berusaha
bekerja sebaik mungkin,
Sehebat apa pengalaman saya,
Sedalam apa pengetahuan saya, dan setinggi apa pendidikan saya.
Sehebat apa pengalaman saya,
Sedalam apa pengetahuan saya, dan setinggi apa pendidikan saya.
Saya tetaplah hanya orang baru
dilingkungan baru.
Hari ini genap 1 tahun saya bekerja dioffice yang sama, baru saja sign perpanjang kontrak dan sepertinya akan bertahan lama di sini.
Berubah fikiran? kenapa ga jadi resign? Kenapa akhirnya malah betah?
Ada beberapa pimpinan generasi menengah 35-40 th, yang membuka wawasan saya “bahwa ini adalah dunia kerja sebenarnya” mereka membuat saya bertahan, membuat saya meredam banyaknya emosi dan ego, mereka percaya generasi tua dan generasi muda harus bekerja sama dalam satu lini yang sama untuk regenerasi dan siap memulai perubahan. Menciptakan iklim budaya kerja yang sehat tanpa embel-embel ABS - Asal Bos Senang, walau tetap sulit melawan hirarki yang ada. Tapi setidaknya menciptakan keterbukaan antara pimpinan dan bawahan sehingga menghasilkan kepercayaan yang dapat memberika kenyamanan dalam bekerja. Saya terharu golongan pimpinan menengah ini berusaha meyakinkan dan percaya kalo saya mampu bertahan. Mereka setuju dan mendorong pemikiran kritis dan bebas asal pada tempatnya. Pemimpin seharusnya tidak memandang bawahan atas dasar ‘senang’ atau ‘tidak senang’, tapi melihat dengan professional, secara ‘kinerja baik’ atau ‘kinerja buruk’. Hari ini saya sudah bisa berdamai dengan para pimpinan tua, sudah bisa senyum, walau kadang gemes pengen bersuara.
Berubah fikiran? kenapa ga jadi resign? Kenapa akhirnya malah betah?
Ada beberapa pimpinan generasi menengah 35-40 th, yang membuka wawasan saya “bahwa ini adalah dunia kerja sebenarnya” mereka membuat saya bertahan, membuat saya meredam banyaknya emosi dan ego, mereka percaya generasi tua dan generasi muda harus bekerja sama dalam satu lini yang sama untuk regenerasi dan siap memulai perubahan. Menciptakan iklim budaya kerja yang sehat tanpa embel-embel ABS - Asal Bos Senang, walau tetap sulit melawan hirarki yang ada. Tapi setidaknya menciptakan keterbukaan antara pimpinan dan bawahan sehingga menghasilkan kepercayaan yang dapat memberika kenyamanan dalam bekerja. Saya terharu golongan pimpinan menengah ini berusaha meyakinkan dan percaya kalo saya mampu bertahan. Mereka setuju dan mendorong pemikiran kritis dan bebas asal pada tempatnya. Pemimpin seharusnya tidak memandang bawahan atas dasar ‘senang’ atau ‘tidak senang’, tapi melihat dengan professional, secara ‘kinerja baik’ atau ‘kinerja buruk’. Hari ini saya sudah bisa berdamai dengan para pimpinan tua, sudah bisa senyum, walau kadang gemes pengen bersuara.
"Cukup sampaikan progress,
jawab setiap pertanyaan dengan singkat dan jelas, setiap ada masukan atau
kritikan jawab saja “baik pak/baik bu dan ditampung, jangan ngeyel dan
membantah. Inget ya pesen saya, keep
smile dan semangat, diakhiri dengan beberapa emot senyum, By : HN."
Kalimat diatas adalah chat dari pimpinan generasi menengah saat saya harus menghadiri meeting besar dengan para generasi tua, chat ini membuat saya terharu dan senyum – senyum sendiri, segitu percayanya bos ke Gw, dan disisi lain malu pada diri sendiri, masa aku sampai harus dichat dan diingatkan segtunya hanya untuk menghadiri meeting besar dengan para bos generasi tua, kenapa juga kemarin - kemarin terlalu emosian padahal sama kakek - kakek paruh baya. Aduhhhh hayati maluuu…
Sebagai karyawan, saya
belajar:
Belajar untuk memahami
EMOSI dan EGO saya, yang akan selalu kalah dengan HIRARKI yang mutlak.
Belajar lebih banyak
bersyukur karena mendapat pelajaran baru dari sesuatu yang baru.
Belajar menyelesaikan
masalah dengan lebih dewasa.
Belajar tentang kedewasaan
dan pentingnya kontrol emosi.
Belajar untuk lebih
menghargai dan mendengarkan segala kritik dan pendapat.
Ternyata yang kamu butuhkan
hanyalah BELAJAR BERADAPTASI dalam setiap keadaan.
Banyak karyawan yang selalu berpindah – pindah kerja dengan alasan tidak nyaman, tidak cocok. Merasa pekerjaanya tidak ideal, merasa pimpinan tidak mau mengerti, merasa pimpinan yang salah, merasa birokrasi yang salah, dan hirarki yang salah, banyaknya keluhan mengenai tempatnya bekerja yang TIDAK ENAK. Apalagi engineer proyek saya yakin banyak dari mereka, jika tidak suka pasti akan dengan mudahnya resign. (Sayapun begitu)
Saya melewati tahap tersebut, dimulai dengan emosi dan ego, tetapi diakhiri dengan sedikit perubahan cara pandang, bukannya lingkunganmu ternyata yang tidak menyenangkan tetapi mungkin kamu sebagai karyawan baru, tidak mau beradaptasi dengan budaya dilingkunganmu yang baru.
Pengalaman kali ini
mengajarkan saya, bahwa,
“Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.
Karena pada dasarnya semua
pimpinan akan senang bila dihargai oleh bawahanya.
Semakin sedikit engkau
berbicara tentang kemampuan dan kehebatanmu, maka akan semakin orang
menghargaimu. Berhenti menghakimi orang lain dan mulailah untuk lebih
menghargai mereka.
Karyawan ABS Itu Apa :
https:sikap-bos-nyebelin-budaya-abs-asal-bos.html
https:sikap-bos-nyebelin-budaya-abs-asal-bos.html
he he he . . .
ReplyDeleteterimakasih udah berbagi pengalamannya disini, cocok juga jadi penulis sebagai sampingan engineer.
ReplyDeletekebetulan saya juga baru setahun di dunia kontraktor, jadi belajar banyak dari artikel ini
Terimakasih banyak, semoga bermanfaat. Semangat datang di dunia kontraktor 😁👍 Sukses selalu 💪
Delete"Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
ReplyDeleteminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino"
Mantep gini euy,,,
ReplyDeleteHehehehe..biasa lah
Delete