Stigma Perempuan Milenial Terlalu Mandiri "Sehingga Banyak Yang Cerai ?"

Perempuan Semakin Mandiri Mengapa Semakin Banyak Yang Bercerai ?

Eheemmm....

Katanya jaman sekarang banyak sekali pernikahan yang berakhir dengan perceraian dikarenakan stigma perempuan terlalu mandiri sehingga bisa melakukan segalanya tanpa perlu laki - laki.

Hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan atas banyaknya perceraian yang terjadi sekarang ini, bukan dikarenakan atas dasar perempuan yang terlalu MANDIRI tetapi karena peribahan pola fikir perempuan yang lebih maju dan mandiri. Perempuan Zaman sekarang sudah bisa MENGHARGAI dirinya sendiri, sudah bisa memprioritaskan dan lebih mencintai diri sendiri, serta memilah serta memilih mana yang membuat mereka BAHAGIA dan mana yang tidak.

Kenapa jaman dulu banyak perempuan tidak berpendidikan tinggi, tidak mandiri, tidak openmind tapi pernikahannya langgeng, awet sampai kakek nenek ga banyak kasus cerai ?

Dahulu kala paradigma perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, sekarang juga masih sih dibeberapa tempat, stigma perempuan lemah, bergantung dan tidak mendapatkan kesempatan untuk mencoba berbagai hal. Perempuan pada masa itu memang dibuat ''lemah'', terkungkung oleh budaya dan adat istiadat, dipaksa diam dirumah, menjadikan pekerjaan utamanya adalah mengasuh anak, mengurus rumah tangga, tidak dapat berkembang menjadi yang sebenarnya mereka diinginkan. 

Banyak perempuan zaman dahulu adalah perempuan dengan pemikiran yang sama, terjebak dengan kebiasaan masyarakat sekitar pada umumnya, lingkungan sekitar dan TERLALU PEDULI apa kata orang, sehingga timbul ketakutan tersendiri, tidak berani untuk bersuara dengan lantang, tidak berani berpendapat, merasa bahwa pendapatnya pun pasti akan kalah dan sia - sia jika bersuara. Banyak perempuan yang rela dipukuli, diintimidasi, ditindas, diperlakukan tidak selayaknya istri tetapi mereka hanya bisa bertahan dan berdiam diri. 

Carilah Yang Sepadan ''Sekufu"

Sepadan dalam pola fikirnya, dalam sudut pandangnya

Sepadan dalam prioritasnya, dalam targetnya

Sepadan dalam gaya hidupnya

Kenapa ?

Agar Engkau Bahagia Dalam Menjalaninya

Dulu ga ada riset aja kali ya, sejak dulu mungkin banyak sekali perhikahan yang bertahan hanya karena perempuan tidak mau menyandang stigma JANDA, atau ujung - ujungnya kasian DEMI ANAK or banyak juga perempuan yang bertahan dengan pernikahan yang tidak sehat dan toxic hanya karena mereka tidak punya penghasilan sehingga sangat bergantung dengan pasangannya dan takut hidup SUSAH. Ketakutan - ketakutan tersebut menjadikan para perempuan tidak dapat bertahan untuk melanjutkan hidupnya sendiri, tidak dapat berjuang untuk mencari kebahagiaannya sendiri, karena memang hidup di zaman dulu perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk bertahan dan belajar. 

DULU ???

Dan tetap sampai sekarang juga masih banyak hal seperti ini masih terjadi..

Btw Intermezo...ada juga loh laki - laki yang perpendapat demikian, dia merasa tidak nyambung, tidak bahagia dengan pernikahannya, tidak cinta dengan istrinya, sampai pada tahap sudah tidak sanggup dan memilih opsi perceraian, tetapi kembali bertahan dengan stigma kasian "Demi Anak" jadi ternyata ga cuma perempuan sebenernya bertahan karena hal lain selain kebahagiaan dirinya sendiri, tapi dalam kasus dan cerita ini aku ceritanya tentang sudut perempuan dulu ya geng. (Padahal perlu diingat sebelum mebahagiakan orang lain, PENTING untuk membahagiakan dirimu sendiri terlebih dahulu)

Balik lagi dengan perempuan, dalam kondisi tidak berdaya dan lemah tersebut perempuan bertahan dan mengorbankan hidupnya yang berharga karena nilai - nilai di atas, tapi sekarang, semakin banyaknya perempuan berpendidikan, semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi semakin baik juga pola pikirnya.

Jangan salahkan pendidikannya yang tinggi, jangan salahkan zaman yang semakin maju, hanya karena sudut pandang mereka yang berubah dan lebih berani bersuara untuk memperjuangkan kebahagiaannya sendiri, karena kenyataannya tidak ada kolerasi antara Perempuan Berpendidikan dan Mandiri dengan Perceraian. Jika partner hidup perempuan tersebut adalah laki - laki baik, bertanggung jawab, mau berjuang, saling menghargai dan improve bersama, pernikahan akan sangat bahagia, aman dan jauh dari kata cerai.

Jangan salahkan pendidikannya, karena seandainya terjadi perceraian itu bukan salah satu pihak saja. Jadi bukan perempuannya yang terlalu mandiri sehingga banyaknya perceraian, Perempuan yang terbiasa berjuang sendirian, sering merasa tidak butuh orang lain di hidupnya, mereka tau bagaimana berjuang tanpa suport orang lain. So mungkin kaum imamnya malah yang ga sanggup untuk memimpin, mengimbangi, menjadi leader dan imam yang baik untuk para perempuan mandiri tersebut.  Disaat perempuan berpendidikan, mandiri, bisa cari uang sendiri, bisa ke mana - mana sendiri, percaya deh dia hanya butuh partner yang bisa mengimbangi dia dengan baik.

NOTE:

Ketika SAYA sangat mencintai diri saya sendiri, saya akan mulai meninggalkan apa pun yang tidak sehat untuk jiwa saya. Orang di sekitar, teman, pekerjaan, kepercayaan, lingkungan dan kebiasaan yang membuat saya tidak bahagia dan membuat saya merasa "salah dan kecil"

Mungkin dulu orang menyebutkan sebagai tindakan yang egois, tidak etis, tidak loyal, tidak setia. Tetapi saat ini saya menyebutkan sebagai SELF LOVE.