Single & Bahagia..
Jodoh juga bukan makanan cepat saji yang bisa dipesan. Kita
hanya harus percaya, karena Tuhan pasti sudah menggariskan semuanya.
Sudah lah berhenti ngurusin orang,
apa lagi bertanya or sok sok ngingetin soal jodoh, semua itu udah ada yang
ngatur. Dari pada menyinggung perasaan lebih baik perbaiki diri sendiri saja, banyakin
adventure, traveling, biar ga sibuk ngurusin orang. Karena jika kamu sibuk dan
produktif kamu tidak akan punya waktu untuk mengurusi orang lain, apa lagi yang
bukan pada tempatnya.
Lagi pula kadang
yang diurusinya jauh lebih bahagia. Pembelaan, pembenaran or alasan skeptis,
yang jelas saya suka miris ckckck “sayangnya saya masih tingal di Indonesia”. Sebenarnya
jodoh kita sudah ditentukan Allah saat ruh sudah ditiupkan dalam tubuh kita
saat kita masih dalam kandungan ibu kita dan catatan itu kini sudah terukir
dalam kitab Lauhul Mahfudz.
Manusia yang
memilih single memang selalu diidentikkan sebagai manusia kesepian. Stereotip serta
paradigm kolot murahan yang terjadi terutama di Indonesia. Padahal,
berdasarkan Indeks Subdimensi Kepuasan Hidup Personal (Life Satisfication) penduduk
yang belum menikah memiliki indeks tertinggi (68,36) dibanding penduduk dengan
status perkawinan.
Hampir 3 th
lamanya saya menetap di Ibu kota, disini semuanya lebih open mind, urusan
menikah memang prioritas yang utama tapi semua kembali pada pilihan, saya
perempuan dan tidak takut dengan paradigm di atas 25 th sudah telat untuk
menikah, menikah soal prinsip, soal hati dan kecocokan. Tidak asal menikah, berpasrah
pada takdir, waktu dan keadaan, mendapatkan yang terbaik adalah hak setiap
manusia kan. Bayangkan, seorang wanita cantik beriman bertemu dengan seorang laki
– laki pezina, perampok, pembunuh, dan sederet kejahatan lainnya langsung jatuh
cinta. Wanita itu pasrah, mau apa lagi ini jodohku dari yang Atas. Seakan tak
ada pilihan, tak ada otoritas seseorang untuk memilih yang terbaik buat
dirinya. (tidak ada pilihan dan pasrah).
Perbaiki diri aja
dulu, nanti juga datang yang cocok and terbaik menurut pilihanya, Seorang
wanita meminta untuk mendapatkan pria yang tampan wajahnya, baik akhlaknya,
kaya, dll. sedangkan akhlaknya sendiri buruk. Begitu pula sebaliknya, banyak
pria yang mengharapkan wanita yang tinggi, putih, cantik, kaya, pintar, baik,
sholehah, tapi akhlaknya buruk.
An-Nur:26 “Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki
yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang
baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.”
Menurut survey
tidak semua orang yang di katakan dewasa menikah cepat. Para single yang
memilih menjalani hidup sendiri atau hidup melajang harus berani menanggung segala
risiko dan stigma yang kuno. Pada umumnya, perempuan lebih mudah menjadi
sensitive saat ditanya ‘kapan nikah’ secara terstruktur, sistematis, dan masif
dalam tatanan sosial yang kolot dan jangan lupa ini Indonesia, semua orang
“kepo” tidak pada tempatnya. Di luar negeri hal seperti termasuk pada
pertanyaan yang tidak boleh di tanyakan “impolite”. Padahal sebenarnya banyak juga perempuan
yang menikmati, bahagia, serta mendapatkan kebebasan saat single, mengupgrade
ilmu, adventure sesuka hati, dan berkarir.
Sama seperti laki – laki. Jadi tidak perlu di kasihani, di khwatirkan
dan sebagainya. Kebanyakan orang yang tidak menikah mempunyai alasan untuk
tetap single. Ada yang memang pilihan hidup, karena tidak ingin kebebasanya
dikekang, ada yang ini focus berkarir, ada yang merasa belum mapan, serta belum
menemukan orang yang tepat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Agustus 2017
menyebutkan, Indeks Kebahagiaan penduduk yang belum menikah alias lajang
cenderung lebih tinggi (71,53).
Saya pribadi adalah
seorang single bahagia. Saya hidup di tengah-tengah keluarga yang harmonis.
Saya memiliki teman - teman baik yang tidak pernah membuat saya merasa
kesepian, jadwal meetup padat, Saya bergabung
dengan beberapa komunitas yang positif, bertemu dengan orang baru yang
mempunyai visi dan misi sejalan, disana saya bisa mengembangkan minat yang saya
suka. Saya mempunyai pekerjaan baik, dan mengantongi gelar pendidikan yang baik
pula, saya bebas berkarya, dan adventure ke semua tempat yang saya suka. yang berarti bekal saya cukup untuk membangun masa depan yang baik
dan bermanfaat untuk sesama. Lantas untuk alasan apa saya tidak bahagia ? #Alhamdulilahforeverything – Balik
lagi mungkin ada yang bilang Pembelaan, pembenaran or alasan skeptic para
perempuan single dan belum menikah. it's up to you…
Pernikahan adalah
ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, mereka berkomitmet agar
dapat bersama sampai maut memisahkan. Perbedaan antar pasangan baik dari segi
fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara fikir, mental, hobi, pekerjaan dan
pendidikan. Bukan hal yang mudah mencari, yang pas dan cocok dalam banyaknya
perbedaan tersebut, toleransi yang tinggi dipupuk disana. - Sudahlah nanti juga ada waktunya menikah.