Kelas Inspirasi - KI Bekasi Part 1

Guru biasa memberitahukan
Guru baik menjelaskan
Guru ulung memeragakan
Guru hebat mengilhami
(William Arthur Ward)
Minggu malam, bus jurusan Merak berhenti di depan Mall Slipi Jaya, sperti biasa rutinitas kembali ke Jakarta. Besok Senin saya akan menghadiri kelas inspirasi Bekasi. Seperti biasa, mengajar ala – ala dengan segudang cerita yang aku karang dengan bahasa sederhana, untuk menjelaskan dan menginspirasi apa pekerjaan ku. Bekasi adalah kota ke 2 yang aku singgahi untuk kelas Inspirasi ini. Saya sedikit kurang antusias mengajar di kota. #Karena sebelumnya KI Jakarta tidak berkesan, untung terobati dengan para inspiratornya yang menyenangkan. 
SD. Jati Asih XI adalah sekolah Sd negeri yang akan ku singgahi, beralamat di jalan Jl. Yudistira Raya. Pagi – pagi saya sudah bersiap – siap, menaiki transportasi public setuja umat di Jakarta apa lg kalo bukan gojek dan KRL. Naik dari St Manggarai, turun di St Bekasi, lanjut kembali naik gojek sampai TKP. Sekolahnya imut – imut, dan minimalis, tapi asri sekali, beberapa pohon rindang tampak tumbuh subur. Tukang jualan khas SD pun banyak di depan pekarangan sekolah. Dari mulai cilok sampai minuman manisan. Dengan sekolah yang asri dan bersih sekali, dan fasilitas minim di dalam areanya hanya ada 6 kelas, lapangan upacara, WC, dan satu ruang guru seadanya.
Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal apa itu batas. (Bumi Manusia).

Kelas Inspirasi selalu memilih sekolah – sekolah di dekat lingkungan yang kurang secara ekonomi. Mungkin sebabnya adalah dengan ekonomi dan pendidikan orang tuanya yang minim maka mereka perlu mendapatkan banyak inspirasi lain, salah satunya dari kelas Inspirasi ini. Kepala sekolahnya bercerita mereka bahkan sering menyediakan sarapan bagi siswa yang benar – benar dari keluarga kurang mampu. Dengan pekerjaan orang tua yang paling tinggi adalah satpam, boro – boro menggunakan gatget keren, untuk membeli seragam baru pun mungkin sangat sulit.
Orang miskin tidak boleh malas, kerena Resiko dari kemalasan ialah kemiskinan.
Saat saya di sana ada beberapa orang tua murid yang hadir, untuk mengambil baju batik dan uang bantuan. Kembali kepala sekolah bercerita, kebanyakan hanya buruh cuci dan pembantu rumah tangga part time. Mungkin dengan sekuat tenaga mereka bekerja keras agar bisa menyekolahkan anak – anaknya. Karena sekolah dan kepintaran adalah satu peran penting dalam menuntaskan kemiskinan keluarga. 
Di sekolah ini yang saya fikir sama dengan kota sebelah ternyata berbeda jauh sekali, saya menemukan banyak sekali anak – anak hebat. Hebat secara mental dan manners, mereka tau belajar dan bersikap, mereka sangan antusias. dan semua itu sangat menyenangkan. Semoga kerasnya kehidupan dan majunya teknologi, tidak membuat mereka berubah, lupa akan cita – cita dan tujuan mereka bersekolah.  
Bahwa keyakinan buruk akan membuat hidup kita buruk, maka mulai hari ini harus selalu yakin bahwa masa depanku baik. Cukupkan hatiku dengan segala yang kumiliki - AM

Popular posts from this blog

Manfaat Air Jeruk Nipis - Diminum Pagi dan Malam Hari, serta efek sampingnya.

Tahapan Proses Fabrikasi ???

Apa itu Area Jetty ???

Piping “Test Package” Document Samur Project - Arti dan Tujuan

Line Checker "Test Package" Dalam Piping – Arti dan Maksud ???

Tahapan Activity Dalam Proses Pengerjaan Piping Gas Pipeline

Karakter Manusia (Koleris, Melankolis, Plagmatis, Sanguinis)

Process "Tie - In" - Proses Penyambungan Pipa

Apa Hubungan Pipeline Dengan Pig Launcher And Pig Receiver ???

Apa itu MWT “Management Walkthrough” ?