Social Engineering..
Social Engineering adalah Sebuah teknik
untuk memanipulasi dan mengarahkan perilaku seseorang atau sekelompok orang
dengan menggunakan kekuatan hipnotik bahasa, rasa rikuh serta preferensi
pribadi seseorang terhadap suatu isu. Sejalan dengan kian berkembangnya
teknologi, teknik human engineering juga merembes kencang dalam dunia sosial
media melalui berita-berita hoax. Oleh karena itu jangan heran jika dari tukang
sampah hingga orang berpendidikan sangat tinggi, bisa terpengaruh karenanya.
Kata kata seperti ini:
Bapak gak percaya
dgn saya ?
Biasa nya kita
jadi sungkan krn takut menghina mereka lalu kita jawab:
Bukan
begitu...tapi.......
Nah disaat itu,
kita menempatkan diri dibawah mereka.
Harusnya langsung
saja jawab :
"IYA...SAYA
GAK PERCAYA KALIAN.."
Mulai saat itu
penjahat tahu kita bukan calon korban yg lemah.
Pada
banyak referensi, faktor manusia dinilai sebagai rantai paling lemah dalam
sebuah sistem keamanan. Sebuah sistem keamanan yang baik, akan menjadi tidak
berguna jika ditangani oleh administrator yang kurang kompeten. Selain itu,
biasanya pada sebuah jaingan yang cukup kompleks terdapat banyak user yang
kurang mengerti masalah keamanan atau tidak cukup peduli tentang hal itu. Ambil
contoh di sebuah perusahaan, seorang network admin sudah menerapkan kebijakan
keamanan dengan baik, namun ada user yang mengabaikan masalah kemanan itu.
Misalnya user tersebut menggunakan password yang mudah ditebak, lupa logout
ketika pulang kerja, atau dengan mudahnya memberikan akses kepada rekan
kerjanya yang lain atau bahkan kepada kliennya. Hal ini dapat menyebabkan seorang
penyerang memanfaatkan celah tersebut dan mencuri atau merusak data penting
perusahaan. Membuang sampah yang bagi kita tidak berguna, dapat dijadikan orang
yang berkepentingan lain. Misal: slip gaji, slip atm. Barang tersebut kita
buang karena tidak kita perlukan, namun ada informasi didalamnya yang bisa
dimanfaatkan orang lain.
Kasus percakapan dengan dua orang lelaki yang tidak dikenal di
mesin ATM.
"Jadi
begini bu, Saya mau transfer uang ke saudara, namun ATM saya ketinggalan. Saya
cuma minta tolong ibu untuk mentransfer dua juta ke nomor rekening ini dan
uangnya saya ganti sekarang juga, ini sudah saya pegang"
"Wah maaf saya
tidak bisa membantu Anda,"
"Kenapa
bu?," tanya salah seorang diantara mereka dengan nada suara meninggi.
"Ibu tidak percaya kepada kami?"
"Ya, saya
tidak percaya kepada kalian”
Kalian mau apa?
Saya tidak percaya kepada kalian dan kalau tetap memaksa, akan saya suruh orang
ramai diluar sana menangkapmu."
Mereka berdua
tampak keder, kemudian bergegas keluar dan menyengklak motornya tanpa menoleh
lagi.
Kasus di Bandara.
Saat hendak check
in, orang yang sedang proses check in didepan tampak agak kebingungan dengan
barang bawaannya. Cukup banyak sehingga melampaui batas yang diperkenankan. Ia
kemudian menoleh dan berkata meminta bantuan.
"Saya
lihat bawaan anda sedikit," katanya sembari menatap. "Bisakah saya menitipkan
kopor saya kepada anda?"
"Maaf, saya
tidak bersedia,"
"Kenapa?
Anda tidak mempercayai saya?"
"Bagaimana
saya percaya, kenal saja tidak. Pun jika ternyata bagasi bapak itu berisi
barang berbahaya, nantinya di manifest terdaftar atas nama saya. Sayalah yang
akan berurusan dengan polisi, bukan Anda."
"Terus
saya harus bagaimana?"
"Itu masalah
Anda, bukan urusan saya. Lagipula masih ada solusinya kok, bayar saja kelebihannya."
Kadang bukan soal rasa
empaty, tolong menolong, atau kejam dan tidak mau menolong tetapi hal – hal
tersebut perlu untuk diwaspadai. Di balik semua
sistem keaman dan prosedur-prosedur pengamanan yang ada, masih terdapat faktor
lain yang sangat penting, yaitu manusianya sendiri.