Hijab Vs......
Jakarta dengan
semua keterbukaanya, hal positif bahkan yang negatif pun semua di anggap lumrah,
atau lebih tepatnya terbiasa. Minggu ini heboh di kantor tentang pengangkatan
karyawan dengan upgrade salary yang tingi, isu merebak usut punya – usut c
karyawan dekat dengan bos besar. Husss jangan gibah atau fitnah…#ini yang ikut
comentar antara tau fakta atau sirik.
Berhubung
c karyawan ini mengunakan hijab, tau dong apa yang di bicarakan satu kantor
sangat tidak enak untuk di dengar, padahal pake hijab loh, ko gitu ? ko gini ?
ko minus bgt kelakuanya ? ko mau maunya ? dll.
Atau kisah lain
yang saya dengar ketika sedang makan siang, kebetulan di meja sebelah adalah
kumpulan mbak – mbak muda yang kebetulan tidak menggunakan hijab, mereka
comentar tentang mba – mbak lain di kantornya, yang puasanya rajin, solatnya
rajin, menggunakan hijab, tetapi pelit bgt soal sedekah. Dan kembali lagi kata –
kata yang keluar, “padhal rajin ibadah, pake hijab lagi, tapi ko gtu ya ??
#ya elah, sampe
gagal paham dengernya..positif thinking aja masa ia sedekah harus di bilang –
bilang.
Atau kami melihat
mbak – mbak dengan kerudung panjang dan gamisnya ketika di mesjid kantor, dengan
enteng c mbak lewat di depan orang – orang yang sedang solat and mengaji, tanpa
ada kata permisi, serta permohonan maaf. Kesanya jadi kurang sopan, memang ga
sopan sih jatohnya, dan lagi – lagi yang di permasalahkan adalah soal hijab
panjangnya dengan etikanya yang kurang sopan.
#kalo yang ini
kemungkinan mbaknya emang kurang tau etika, maaf ya mbak..
Tetapi
yang pasti adalah salah satu yang kurang etis di alami perempuan berhijab
adalah menyama ratakan hijab dan akhlak, bukan rahasia umum, pasti tidak jarang
kita mendengar problem seperti contoh kasus di atas “Perempuan pake hijab, tapi
kelakuanya minus”, ini adalah satu hal yang tidak bisa di samakan, hijab dan
akhlak adalah dua hal yang berbeda, hijab adalah perintah yang wajib, akhlak adalah
perangai atau tingkah laku kita sebagai manusia.
Jadi
tolong berhenti untuk men judge tentang perempuan berhijab adalah perempuan
yang sempurna secara agama, secara tingkah laku, tau segalanya tentang agama,
baik hati, tiadk sombong dan juga tanpa celah. SO…Jika engkau berjilbab dan ada
yang mempermasalahkan akhlaqmu, katakan pada mereka bahwa --- “Antara jilbab dan akhlaq adalah hal yang
berbeda tidak bisa di samakan”
Berjilbab
adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang telah baligh tanpa
memandang akhlaqnya baik atau buruk, sedangkan akhlaq adalah budi pekerti yang
tergantung pada pribadi masing-masing. Jika seorang wanita berjilbab melakukan
dosa atau pelanggaran, itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaqnya.
“Yang berjilbab
belum tentu berakhlaq mulia, namun yang berakhlaq mulia pasti berjilbab”
Jika
ada seorang wanita berjilbab, tapi akhlaknya buruk. Berarti, wanita itu hanya
sekedar ‘tahu‘ mengetahui tentang kewajiban secara agama, belum ‘paham‘
memahami tentang terus memperbaiki diri.
Makin
dewasa kita seharusnya cara fikirnya makin bijak ya, walau kadang usia tidak
menentukan kedewasaan, tetapi setidaknya ini dapat di latih untuk dapat
berjalan beriringan. Allah itu adalah zat yang Maha Melihat. Sehingga kita
sebagai manusia biasa tidak perlu repot-repot mengurusi urusan yang berhubungan
dengan manusia lain yang sebetulnya merupakan urusan manusia tersebut dengan
Tuhan-nya. Introspeksi adalah hal yang penting, karena terkadang kita sebagai manusia
lupa dengan kekurangan diri sendiri, sehingga lebih sering melihat dan
mengoreksi kekurangan dan kesalahan orang lain.
Ibarat pepatah ''Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak
tampak''