Menjaga Lisan "PENTING"
Apabila Akal Tidak Sempurna Maka Kurangilah Berbicara - Ali bin Abi Thalib
Semua perempuan mungkin tidak akan jauh dari yang namanya bergosip, gibah, fitnah, dan ngomongin orang, frontal dalam berpendapat, ngomong ga di fikir dulu, asal ceplos aja, ya namanya juga manusia selalu ada kesalahan yang di buatnya. #selalu ada pemakluman ya buat perempuan namanya juga tulang rukuk yang bengkok
Sebagai perempuan sayapun termasuk salah satunya, kadang tidak terlalu peduli apa yang diucapkan,
selama menurut saya benar, selama menurut saya itu jujur, selama menurut saya
memang pantas, ya di ucapkan saja. Tetapi ternyata berkata jujur tidak sepenuhnya benar, jujur
dalam hal dan konten apa perlu digaris bawahi disini, jika kejujuran dirasa
perlu dan baik untuk dirinya untuk kebaikanya mungkin diperbolehkan untuk jujur,
agar orang tersebut dapat introspeksi diri serta menjadi lebih baik lagi
kedepanya. tetapi jika jujur tersebut hanya untuk meluapkan emosi kita atas
ketidak suakan kita terhadap suatu hal akan dirinya, sebaiknya ditahan untuk
diungkapkan.
“Kata Menyakitkan Mungkin Dapat Dimaafkan, Tetapi Mungkin Akan Sulit Untuk Dilupakan”
“Kelak Kamu Akan Mengerti Bahwa Menahan Diri Untuk Membuat Seseorang Tidak Tersinggung Karena LISANMU, Itu Jauh Lebih Mulia Dari Pada Mengutarakan Isi Hati”
Makin
dewasa kita semakin mudah dalam menyikapi hidup, semakin banyak ilmu dan pelajaran hidup yang kita
dapat, tentunya makin banyak yang harus dirubah dan perbaiki, terutama dalam hal “LISAN”.
Walau sebisa mungkin diri ini untuk mengontrol yang namanya lisan itu sangat sulit sekali untuk dikendalikan apa lagi jika dalam keadaan emosi, kadang secara tidak sadar tetap saja menyakitkan.
Kenapa
Lisan adalah salah satu fokus utama yang harus dirubah, ini adalah salah satu hal yang harus diingat selalu. “Lidah Itu Lebih Tajam Dari Pedang, Bahkan Pedang Tertajam Di Dunia Sekalipun Akan Kalah Dengan Lidah, Karena Lidah Dapat Melukai Hati Tanpa Menyentuhnya”
Makin
berilmu seorang manusia pastilah akan makin sedikit serbicara, karena mereka
makin takut untuk membicarakan yang tidak penting sehingga menimbulkan dosa dan
semakin takut untuk menyakiti hati sesama saudaranya. Makin dewasa saat ini sering bgt nge block atau unfollow orang dari hidup saya, kenapa ? Salah satunya untuk mengurangi orang - orang yang mungkin tidak cocok dengan atau tidak saya sukai dari menyakiti hati mereka dan menambah - nambah dosa saya karena mengumpat.
Inget Ya Bestie:
Hide, blokir, unfriend, dll bukanlah sifat kekanak kanakan, tapi karena kita sudah tau mana yang baik untuk kita dan tidak. Ini adalah bentuk rasa cinta kita terhadap diri sendiri dengan menjauhkan dari hal - hal yang menyebalkan dan bisa melukai hati. "Menjauhi Seseorang Untuk Kedamaian Hidupmu Perlu Kamu Lakukan, TAK PERLU MERASA BERSALAH TENTANG ITU"
Hide, blokir, unfriend, dll bukanlah sifat kekanak kanakan, tapi karena kita sudah tau mana yang baik untuk kita dan tidak. Ini adalah bentuk rasa cinta kita terhadap diri sendiri dengan menjauhkan dari hal - hal yang menyebalkan dan bisa melukai hati. "Menjauhi Seseorang Untuk Kedamaian Hidupmu Perlu Kamu Lakukan, TAK PERLU MERASA BERSALAH TENTANG ITU"
“Barang Siapa Yang Beriman Kepada Allah Dan Hari Akhir
Maka Hendaklah Ia BERKATA BAIK Atau Hendaklah Ia DIAM.”
(Al-Bukhari, no. 6018; Muslim,
no.47).
Jangan sampai kita
terlena didalamnya, seolah – olah merasa paling benar, merasa paling tahu,
merasa paling berilmu, merasa paling beruntung, merasa paling segalanya, menerka nerka kehidupan seseorang, mengukur kadar bahagia seseorang sehingga perlahan merendahkan, menyepelekan sesama lewat lisan yang tidak
terjaga.
“Ada seorang laki-laki
yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah orang
muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang orang-orang muslim
yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” Bukhari dari Abdullah bin Umar.
Contoh Cerita Sepele Soal Lisan :
Tau dong salah satu yang
paling menyebalkan itu adalah ditanya “kapan nikah” ?
Di luar negeri
pertanyaan sepetri itu masuk dalam pertanyaan yang tidak sopan untuk ditanyakan, tetapi di negara ini, tiap kumpul keluarga atau reunian pasti aja,
aduh Indonesia.
Pertanyaan ini mungkin adalah
salah satu pertanyaan paling menyebalkan yang mungkin dirasakan semua perempuan
singgle di atas 25 Th. Ada aja yang nanya dengan alibi “Silaturahmi", dengan alibi mengingatkan “takut lupa nikah”, dengan alibi "peduli" dan sebagainya.
Ya kali Alpart lakunya ga secepet Avanza - Masa harus dijawab segininya.
Luchu sih, ada ratusan
kata silaturahmi mengapa harus itu yang ditanyakan?
Ga perlu diingetin juga udah inget ko, tenang aja ! Terimakasih untuk kepedulian yang menurut saya kurang pada tempatnya."Jangan Kepo pada hal yang bukan pada tempatnya, bukan ranah km untuk bertanya hal pribadi" Jangan Dengan Mudah Bilang Gitu aja Baper "Cuma Nanya Gitu Doang Marah/Tersinggung" : INGET
- Bertanya "Kapan" Lulus kepada mahasiswa yang sudah 7 Th kuliah itu "Ga Enak"
- Bertanya "Kapan" Punya anak kepada pasangan yang sudah bertahun - tahun menikah tapi belum dikaruniai anak itu "Ga Enak"
- Bertanya "Kapan" Kerja kepada freshgrad yang sudah bertahun - tahun nganggur itu "Ga Enak"
- Bertanya "Kapan" Punya rumah kepada orang yang bertahun mengontak itu "Ga Enak"
- Bertanya "Kapan" Sembuh kepada orang yang sakit menahun itu "Ga Enak"
Walau saya pribadi udah
khatam ditanya hal - hal kampret, udah ga ambil hati, ga ambil pusing, ga peduli, "Langsung Block Aja" tapi tolong dong ada banyak perempuan sekitar saya yang mengalami hal
seperti itu, dan bisa jadi mental mereka belum kuat untuk menanggapinya dengan sikap "BODO AMAT" Tau ga galaunya mereka bisa berminggu – minggu, kefikiran, menjadi beban, khawatir
atas banyak hal, negatif thinking, dan menguras banyak sekali energy. Jadi
sekali lagi tolong BELAJAR untuk berkata baik atau diam.
Ga Takut Apa? Bisa jadi ada hati yang sangat terluka atas LISANMU, tetapi dia mahir menyembunyikannya dan meminta Allah yang langsung membalas semua rasa sakit hatinya.
Yuk Belajar Menjaga LISAN..
"Tidaklah Manusia Tersungkur Di Neraka Di Atas Wajah Mereka
Atau Di Atas Hidung Mereka Melainkan Dengan Sebab Lisan Mereka"
(HR. At-Tirmidzi)