Sudut Pandang
Sebagai
perempuan yang terlahir dari keluarga Jawa dengan banyaknya aturan, ketegasan
dan tatakrama, mungkin tidak asing membicaraakn perihal harga diri perempuan,
itu adalah pesan – pesan yang pasti di ucapkan seluluh angota keluarga pada
anak perempuanya, semua sepupu peremuan saya pun mengalami hal serupa, di
nasehati secara berkala, apa lagi di acara sungkem pada hari lebaran.
2016
Akhir, saya pindah kerja di salah satu perusaaan EPC di Pusat kota Jakarta,
berkantor di gedung elit, keren dan kekinian, walau di awal tidak di syukuri
dan ga seindah yang di bayangkan memang. Hikmahnya satu aja, dekat dengan
kampus, dan santai bgt. Jika berbicara dengan hati, Allah memang selalu
mengetahui apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
Alhamdulilah for Everything,
karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak .”(QS. An Nissa [4] : 19)
Karena
lingkungan selalu memaksa untuk bergaul dengan banyaknya kaum adam, rasanya
bohong jika saya pura – pura polos tentang apa dan ada apa di antara hubungan
“Om om Vs Cabe – cabean”, atau ibarat cinta segitiga “Raul, KD, dan Anang”
serta problematika kehidupan suami istri yang membuat saya selalu geleng –
geleng kepala. Di perusahaan baru ini, mungkin karena budaya “Jakarta” sebagai
kota metropilitan, yang terbiasa berbicara terbuka dan sangat frontal, sedikit
syok untuk adaptasi dengan berbagai topik pembicaraanya.
Saya
selalu risih serta memperlihatkan bahwa saya marah dan tidak suka, jika di
pancing pembicaaran yang menyangkut versi “Perempuan, Hijab, dan bisa di pake” atau
tiba – tiba banyak yang mendadak menjadi penasehat dan biro jodoh karena tau
ini anak baru masih single. Huuffftttt…
Bos
di perusahaan baru ini adalah seorang Opa senior project berumur kira – kira 65
th, dengan pengalaman project seabgreg dan pengalaman percintaan seabreg pula,
kebayang kan doktrin dan cerita yang saya dapat ga jauh dari “4P” project, pipa,
pipeline, dan perempuan. Cerita yang beragam dan out of topik ini membuat saya
berencana diam - diam pasang CC TV dan GPS di hp and mobil suami saya kelak #posesif
pake bgt.
Miris
membicarakan “Posisi” perempuan jika berbicara dengan para “Expert Jakarta”. Tapi
yang pasti dari perempuan adalah semua itu balik lagi gimana ke kitanya dan
bagaimana sikap kita sebagai perempuan, seperti kata Kartini tentang Perempuan,
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu.
Tapi satu – satunya hal yang benar – benar dapat menjatuhkan mu adalah sikapmu
sendiri”
Saya
selalu setuju jika perempuan harus punya gengsi, harga diri, berharga, tangguh,
bisa di andalkan dan yang paling penting itu harus di perlihatkan, di saat kamu
merasa harga diri kamu sebagai perempuan di lecehkan, marah mungkin menjadi
satu – satunya benteng pertahanan pertama bagi perempuan, kerena pria harus tau
jika kamu tidak suka bila di perlalukan atau di bicarakan semena – mena. Jangan
sampai stigma general yang berkembang tentang perempuan modern itu adalah
perempuan yang lemah, dan rusak. Karena masih banyak perempuan – perempuan
yang bisa menjaga harga diri di luar sana.
Persiapkan
dirimu untuk mengahadapi apapun kemungkinan terburuk yang akan terjadi, karena
kamu perempuan, tidak sedikit yang akan melukaimu. Dan justru karena kamu
perempuan kamu harus mampu menjadikan dirimu sebagai perempuan yang tangguh.
Wanita
yang cerdas pasti akan memberikan pengaruh baik pada orang di sekitarnya. Dan jangan lupa ketika
kamu mengatakan YA pada orang lain, pastikan kamu tak berkata TIDAK pada dirimu
sendiri !!!