STEAM GENERATOR ATAU BOILER
STEAM
GENERATOR ATAU BOILER
Steam generator/boiler adalah alat
yang digunakan untuk membuat uap dengan memberikan energi thermal dan bekerja
pada tekanan di atas atmosfer. Sesuai dengan namanya, boiler adalah bangunan
struktur rangka baja, di mana di dalamnya terpasang semua peralatan steam
generator. Bangunan rangka baja ini tingginya antara 50 m (PLTU kapasitas 65
MW) hingga 100 m (PLTU kapasitas 600 MW). Pressure part system adalah bagian
utama dari steam generator. Bagian inilah yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap bertekanan tinggi (superheated steam) dengan temperatur antara 500
– 600 derajat C.
STEAM
Steam
dihasilkan dengan menambahkan panas yang cukup ke dalam air untuk mencapai
titik didihnya. Kelebihan Steam sebagai Sumber Energi mengandung
energi thermal/energi panas yang mempunyai tekanan dan temperatur, mudah
untuk merubah energi thermal menjadi energi mekanik - Mudah untuk
dioperasikan dan distribusi, mudah untuk memproduksinya, karena banyak sumber
daya air di indonesia.
STG Steam Turbin Generator
Steam Turbin Generator merupakan pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga uap untuk
memutar turbin uap. Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian yaitu
rotor dan stator. Pada rotor terdapat banya blade (sudu) yang akan
digerakan oleh uap bertekanan tinggi yang disemprotkan melalui nozzle.
Turbin yang bergerak akan menghasilkan listrik melaui generator.
Penggunaan sistem combined
cycle ini lebih efesien dan mampu menghasilkan daya yang lebih besar
dengan cost yang rendah.
Skema pembangunan power plant combined
cycle.
Sebagai salah satu unit
pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki, Unit Bisnis Pembangkitan memiliki 3
jenis pembangkit, yaitu :
•
Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU),
•
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
•
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan pembangkit jenis combined cycle. Pembangkit jenis ini memanfaatkan gas panas pembuangan dari pembangkit tenaga gas untuk memanasi air dalam pipa-pipa Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) menjadi uap untuk menggerakkan turbin uap. Penggunaan teknologi combined cycle menjadikan operasi pembangkit lebih efisien sebab cara ini memanfaatkan gas panas pembuangan pembangkit listrik primer pada turbin gas menjadi tenaga listrik pada tahap sekunder. Selain itu, pembangkit tenaga gas merupakan pembangkit yang akrab dengan lingkungan karena tingkat pembakarannya yang hampir sempurna menghasilkan emisi karbon dioksida dan limbah lain yang sangat rendah. Jadi, selain efisien, jenis pembangkit ini merupakan bukti kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak untuk memanasi air pada ketel dan uap hasilnya diapakai untuk menggerakkan turbin uap.
Sistem produksi tenaga listrik
PLTGU dibagi menjadi dua siklus, yaitu :
Open Cycle
Open cycle merupakan proses
produksi listrik pada PLTGU dimana gas buangan dari turbin gas langsung dibuang
ke udara melalui cerobong exhaust. Suhu gas buangan di cerobong exhaust ini
mencapai 550° C. Proses seperti ini pada Pembangkit
Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dapat disebut sebagai proses Pembangkitan /
Produksi Listrik Turbin Gas (PLTG) yaitu suatu proses pembangkitan listrik yang
dihasilkan oleh putaran turbin gas .
Closed Cycle / Combined Cycle
Pada proses combined cycle / closed
cycle, gas buang dari tubin gas dimanfaatkan untuk memproduksi uap yang berada
di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Kemudian uap yang dihasilkan dari HRSG
digunakan untuk memutar turbin uap turbin uap dikopel dengan generatoruntuk
menghasilkan lisrik. Jadi proses combined cycle / closed cycle inilah yang
disebut sebagai proses Pembangkitan / Produksi Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU )
yaitu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan
turbin uap.
Pusat Listrik Sistem Kombinasi Tambak Lorok Blok II phase I dan Blok I phase II masing-masing berkapasitas 500 MW dan tiap-tiap blok terdiri dari :
Pusat Listrik Sistem Kombinasi Tambak Lorok Blok II phase I dan Blok I phase II masing-masing berkapasitas 500 MW dan tiap-tiap blok terdiri dari :
Turbin gas tersebut buatan General
Electric (GE). Untuk temperatur udara luar 270 C, 38 % humidity dan bahan bakar
gas alam akan mampu membangkitkan 110 MW. Meskipun direncanakan untuk bahan
bakar gas tetapi untuk saat ini yang dipakai pada PLTGU Tambak Lorok adalah
bahan bakar HSD. Turbin gas ini langsung memutar generator dengan putaran 3000
rpm, berpendingin hidrogen, dan tegangan keluar 11,5 KV.
Setiap turbin gas mempunyai HRSG
dan setiap HRSG mempunyai sistem uap tekanan rendah 5,81 Bar (g), dan sistem
uap tekanan tinggi sekitar 87,28 Bar (g). Ketiga HRSG (1 Blok) ini mendapatkan
supply air pengisi dari Condensate pump pada gedung steam turbine.
Uap dari tiap-tiap HRSG dialirkan ke header tekanan rendah untuk sistem uap tekanan rendah dan header tekanan tinggi untuk sistem uap tekanan tinggi. Dari sini uap dialirkan ke turbin uap.
Uap dari tiap-tiap HRSG dialirkan ke header tekanan rendah untuk sistem uap tekanan rendah dan header tekanan tinggi untuk sistem uap tekanan tinggi. Dari sini uap dialirkan ke turbin uap.
Satu block combine cycle dapat
dioperasikan sebagai berikut :
1.
Gas turbine saja ( Open cycle )
2.
Normal operasi, yaitu Combined Cycle dengan tiga turbin gas.
3.
Combined Cycle dengan dua turbin gas, turbin gas yang satu dimatikan.
4.
Combined Cycle dengan satu turbin gas, dua turbin gas dimatikan.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses open cycle tentu lebih kecil dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik combined cycle / closed cycle. Pada prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan open cycle karena pasokan daya dari open cycle sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga stack holder yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat close, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong exhaust. Dan apabila dengan open cycle kebutuhan listrik masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan combined cycle / closed cycle. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada kondisi continous running, karena apabila mesin berhenti akan banyak mengakibatkan korosi, perubahan setting, mur atau baut yang mulai kendur dan sebagainya. Selain itu dengan continous running lebih mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU ) pada PT. Indonesia Power UBP Semarang dapat dibagi menjadi 2 proses yaitu :
1.
Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Gas ( PLTG )
2.
Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Uap ( PLTU )
Comments
Post a Comment