Perempuan dan Pendidikan
Tuntutlah ilmu setinggi
mungkin,
Di saat kamu miskin, ia akan
menjadi hartamu.
Di saat kamu kaya, ia akan
menjadi perhiasanmu.
Luqman Al - Hakim
Februari 2016,
Setelah hampir 5 th lulus dari pendidikan S1 – 2011,
2016 saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah kembali, UI adalah universitas
yang dipilih, simple reason “Jaket almamaternya warnanya kuning” sama kaya
warna kesukaan. Untuk manusia dengan “Otak yang rata – rata”, tapi berangan
untuk “Tidak menjadi Manusia yang rata – rata” butuh usaha extra untuk masuk
sini, S1 dulu les bimbel sana sini tetep aja masuknya Universitas swasta,
padahal sudah mencoba jalur khusus untuk masuk Univ Fav Di bandung, aduh otak
yang kurang, apa usaha yang kurang ini. Kerasa sekali belajar kembali bukan
sesuatu yang mudah, rasa males yang luar biasa, karena sudah lama sekali tidak
menyentuk buku pelajaran, apa lagi di tengah2 waktu kerja, pulang kerja cape,
males, belum kerjaan banyak dikantor, usaha yang konsisten sangat diperlukan.
Usaha belajar ini butuh niat yang extra ternyata. Soal tes masuk UI ternyata tidak
seribet dan sehoror yang dibayangkan, hanya 100 soal TPA, terdiri dari sinonim,
antonim, matematika dasar, sikotes, logika. Serta 100 soal B ing. Belajar dari
soal2 sebelumnya sangatlah membantu, setelah mencoba untuk konsisten sering
mencoba mengerjakan soal tahun sebelumnya, akhirnya lolos tes gelombang
pertama. Memang pepatang bisa karena terbiasa itu terbukti di sini. Alhamdulilah,
satu mimpi kembali tercapai, tinggal kejar yang lainya. Percaya bahwa “Hasil tidak akan pernah menghianati
Proses”
Selain rasa senang dan ucapan
selamat yang berdatangan, tidak sedikit juga yang berkomentar “Perempuann ngapain
sih sekolah lagi ??”, “Perempuan mah dirumah, ga usah sekolah tinggi2”, “Perempuan
umur segitu harusnya juga udah nikah”, “Nanti telat nikah loh”, ”Nanti susah
loh cari jodohnya kalo sekolah tinggi2”, “Banyak sarjana aja nganggur ini mau
S2”, “Sekolah tinggi2, ujung2nya jadi dosen, kecil gajinya” aduhhh....ini
adalah segelintir pertanyaan khas “Orang Indonesia BGT” impolite dan sangat
kepo. Dimata aku lanjut kuliah bukan hanya untuk upgrade diri, tetapi sebuah
harapan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, lebih berilmu, dan
bermanfaat. Pertanyaan yang khas orang indonesia bgt ini sangatlah sepele tapi
kadang menyakitkan, untung semua penilainya bukan didasarkan dari penilaian
manusia.
“Manusia yang masih terganggu
dengan hinaan dan pujian dari sesama manusia, dia masih hamba yang amatiran” –
KH. Abdurahman Wahid.
Balairung Juni 2016 |
Semua
perempuan harus punya kecerdasan, karena dunia terlalu keras jika hanya
mengandalkan kecantikan.
Dipuji
karena cantik memang menyenangkan,
Tetapi dikagumi
karena prestasi jauh lebih membanggakan
Ayo perempuan semangat untuk
menuntut ilmu, karena itu hukumnya wajib, jangan takut dengan paradigma di atas.
Berbicara tentang jodoh, rezeki, dan pekerjaan, tidak perlu sedikitpun kita
mengkhawatirkan apa yang sudah diatur oleh Allah, toh kematia, rezeki, dan
jodoh sudah tertulis dibuku langit beribu2 tahun sebelum kita diciptakan, berikhtiar
memang perlu, salah satu caranya dengan mengupgrade diri terus terus menjadi
lebih baik. Yakin saja sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi hak kita, Allah
tidak akan membiarkanya menjadi milik orang lain, beda dengan pendidikan, yang
tetep harus selalu diperjuangkan dan diusakahan.
Keep enthusiasm girls, become a Professor ^_^
Keep enthusiasm girls, become a Professor ^_^
Manusia Membicarakan Dirimu Atas 3 Keadaan :
Mereka tidak memiliki apa yang engkau miliki
Mereka tak kuasa menjadi seperti dirimu
Mereka tak mampu mencapai dirimu
Dr. Muhammad Majdu’Asy Syahri
Comments
Post a Comment